TRIBUN-VIDEO.COM - Ada yang berbeda bila memasuki Rumah Sakit Cikini yang berada di bilangan Cikini Jakarta Pusat.
Rumah sakit ini dianggap ciamik karena berbentuk bak kastil di Eropa.
Dan bila merunut sejarahnya, Rumah Sakit Cikini awalnya merupakan rumah milik pelukis besar Indonesia sepanjang masa, yakni Raden Saleh.
Raden Saleh membuat bangunan tersebut saat terinspirasi oleh kastil Callenberg di Jerman pada tahun 1852.
Sehingga Rumah Sakit Cikini salah satu rumah sakit tertua di Jakarta menyimpan banyak sejarah Jakarta.
Berdasarkan situs Cagar Budaya Kemendikbud, rumah Raden Saleh merupakan rumah tipe vila berlanggam Ekletik-Neo Gotik.
Alhasil, rumah ini memiliki pesona antik tersendiri yang tetap berdiri hingga saat ini dan merupakan bagian dari Rumah Sakit Cikini.
Rumah Raden Saleh itu mulai diperuntukan menjadi sebuah rumah sakit pada 12 Januari 1898.
Pembangunan rumah sakit itu digagas oleh sepasang suami istri berkebangsaan Belanda Dominee Cornelis de Graaf dan istrinya Ny Adriana J de Graaf Kooman.
Awalnya Dominee Cornelis de Graaf dan istrinya mendirikan Vereeniging Voor Ziekenverpleging In Indie atau perkumpulan Keperawatan Indonesia pada 15 Maret 1895.
Kemudian keduanya membuka pusat kesehatan di Gang Pool (dekat istana negara) pada tanggal 1 September 1895 sebagai fasilitas pelayanan kesehatan.
Pusat kesehatan itu dibentuk untuk membantu warga miskin mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang setara.
Lalu Dominee Cornelis de Graaf dan istrinya mencari dana untuk memulai usaha ini.
Keduanya berhasil memperoleh sekitar 100.000 gulden (yang merupakan mata uang Belanda pada saat itu).
Dana tersebut berasal dari Ratu Emma dari Belanda.
Pendanaan ini memungkinkan De Graaf untuk membeli rumah besar milik Raden Saleh pada bulan Juni 1897 dan pusat medis dipindahkan dari Gang Pool ke gedung yang baru dibeli.
Rumah Raden Saleh seluas 5,6 hektar pun beralih fungsi menjadi rumah sakit.
Awalnya nama Rumah Sakit Cikini bernama Koningin Emma Ziekenhuis atau Rumah Sakit Ratu Emma.
Nama itu dipilih sebagai tanda terima kasih kepada Ratu Emma yang telah memberikan sumbangan. Rumah sakit ini menjadi rumah sakit diakones pertama di Indonesia.
Rumah Sakit Ratu Emma juga menjadi rumah sakit kristen pertama di Indonesia saat itu.
Selain memiliki bangunan megah, RS PGI Cikini dilengkapi dengan taman yang luas, yang juga pernah berfungsi sebagai Kebun Botani serta Kebun Binatang yang areanya mencapai lokasi Kampus IKJ, TIM, serta SMP I Cikini (saat ini).
Kini lokasi taman yang masih berada di rumah sakit tetap tertata dengan rapi sehingga RS PGI Cikini mendapat sebutan A Garden Hospital with Loving Touch.
Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Sejarah Jakarta: Jejak Pelukis Raden Saleh di Rumah Sakit Cikini, https://bekasi.tribunnews.com/2023/05/17/sejarah-jakarta-jejak-pelukis-raden-saleh-di-rumah-sakit-cikini?page=all.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
Rumah sakit ini dianggap ciamik karena berbentuk bak kastil di Eropa.
Dan bila merunut sejarahnya, Rumah Sakit Cikini awalnya merupakan rumah milik pelukis besar Indonesia sepanjang masa, yakni Raden Saleh.
Raden Saleh membuat bangunan tersebut saat terinspirasi oleh kastil Callenberg di Jerman pada tahun 1852.
Sehingga Rumah Sakit Cikini salah satu rumah sakit tertua di Jakarta menyimpan banyak sejarah Jakarta.
Berdasarkan situs Cagar Budaya Kemendikbud, rumah Raden Saleh merupakan rumah tipe vila berlanggam Ekletik-Neo Gotik.
Alhasil, rumah ini memiliki pesona antik tersendiri yang tetap berdiri hingga saat ini dan merupakan bagian dari Rumah Sakit Cikini.
Rumah Raden Saleh itu mulai diperuntukan menjadi sebuah rumah sakit pada 12 Januari 1898.
Pembangunan rumah sakit itu digagas oleh sepasang suami istri berkebangsaan Belanda Dominee Cornelis de Graaf dan istrinya Ny Adriana J de Graaf Kooman.
Awalnya Dominee Cornelis de Graaf dan istrinya mendirikan Vereeniging Voor Ziekenverpleging In Indie atau perkumpulan Keperawatan Indonesia pada 15 Maret 1895.
Kemudian keduanya membuka pusat kesehatan di Gang Pool (dekat istana negara) pada tanggal 1 September 1895 sebagai fasilitas pelayanan kesehatan.
Pusat kesehatan itu dibentuk untuk membantu warga miskin mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang setara.
Lalu Dominee Cornelis de Graaf dan istrinya mencari dana untuk memulai usaha ini.
Keduanya berhasil memperoleh sekitar 100.000 gulden (yang merupakan mata uang Belanda pada saat itu).
Dana tersebut berasal dari Ratu Emma dari Belanda.
Pendanaan ini memungkinkan De Graaf untuk membeli rumah besar milik Raden Saleh pada bulan Juni 1897 dan pusat medis dipindahkan dari Gang Pool ke gedung yang baru dibeli.
Rumah Raden Saleh seluas 5,6 hektar pun beralih fungsi menjadi rumah sakit.
Awalnya nama Rumah Sakit Cikini bernama Koningin Emma Ziekenhuis atau Rumah Sakit Ratu Emma.
Nama itu dipilih sebagai tanda terima kasih kepada Ratu Emma yang telah memberikan sumbangan. Rumah sakit ini menjadi rumah sakit diakones pertama di Indonesia.
Rumah Sakit Ratu Emma juga menjadi rumah sakit kristen pertama di Indonesia saat itu.
Selain memiliki bangunan megah, RS PGI Cikini dilengkapi dengan taman yang luas, yang juga pernah berfungsi sebagai Kebun Botani serta Kebun Binatang yang areanya mencapai lokasi Kampus IKJ, TIM, serta SMP I Cikini (saat ini).
Kini lokasi taman yang masih berada di rumah sakit tetap tertata dengan rapi sehingga RS PGI Cikini mendapat sebutan A Garden Hospital with Loving Touch.
Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Sejarah Jakarta: Jejak Pelukis Raden Saleh di Rumah Sakit Cikini, https://bekasi.tribunnews.com/2023/05/17/sejarah-jakarta-jejak-pelukis-raden-saleh-di-rumah-sakit-cikini?page=all.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
- Catégories
- Peintures
- Mots-clés
- wisata sejarah, sejarah, sang pelukis raja
Commentaires